Tanaman kelor (Moringa oleifera) tidak hanya dapat tumbuh dan berkembang di India dan Indonesia saja, tetapi juga di berbagai kawasan tropis lainnya di dunia. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Karena tanaman kelor merupakan leguminosa, maka bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dan lahan (Anonimous. 2007).
Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani kelor yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang-kacangan (misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang ditanamkan sekitar pohon kelor (Winarno. 2003).
Pohon kelor dapat tumbuh mudah baik yang berasal dari biji atau stek. Biji kelor tidak mempunyai periode dormansi, jadi mereka dapat tumbuh secepat mungkin setelah mereka matang. Biji kelor juga mempunyai kemampuan bertahan untuk dapat berkecambah selama 1 tahun. Selama tahun pertama pohon kelor akan tumbuh mencapai ketinggian 5 m dan menghasilkan bunga dan buah. Setelah berumur 3 tahun pohon ini akan menghasilkan 400-600 polong setiap tahunnya dan pohon dewasa menghasilkan 1600 polong ( Fuglie, 2001)
Di India tumbuhan ini dibiakkan dengan menggunakan stek (potongan dahan) sepanjang 1-2 cm dengan penanaman sekitar bulan Juni sampai dengan Agustus. Pohon akan keluar kelopak setelah 6-8 bulan penanaman, tetapi perawatan pertumbuhan reguler terjadi setelah tahun kedua. Pohon ini akan tumbuh memebesar setelah beberapa tahun kemudian.
Secara umum, parameter lingkungan yang dibutuhkan Tanaman Kelor untuk tumbuh dengan baik adalah :
- Iklim : Tropis atau sub-Tropis
- Ketinggian : 0 – 2000 meter dpl
- Suhu : 25 – 35 °C
- Curah Hujan : 250 mm – 2000 mm per tahun.
- Irigasi yang baik diperlukan jika curah hujan kurang dari 800 mm
- Type tanah : berpasir atau lempung berpasir
- PH Tanah : 5 – 9
Pilih daerah di mana tanahnya memiliki drainase yang baik. Hal ini membantu untuk mengevakuasi kelebihan air dari tanah dan memungkinkan pertukaran bebas dari gas antara atmosfer dan partikel tanah. Hindari tanah liat yang menjadi lengket ketika basah dan sangat keras saat kering. Hindari pula tanah yang mudah dijadikan sarang rayap.
Lahan penanaman Kelor harus menjadi daerah terbuka untuk menerima sinar matahari penuh dan terlindungi dari hewan yang bebas berkeliaran dengan cara membuat pagar alami atau pagar buatan yang memadai.