Hama serangga
Yang paling umum adalah hama belalang, jangkrik dan ulat. Serangga menggigit dan mengunyah bagian tanaman, menyebabkan kerusakan daun, tunas, bunga, tunas, buah atau biji serta gangguan aliran getah. Serangan serangga lebih sering terjadi di daerah kering di mana daun kelor sangat menarik bagi serangga. Biasanya, serangan ini terjadi pada awal musim kering ketika serangga tidak dapat menemukan sumber bahan pakan hijau lainnya. Solusi terbaik dalam mengatasi serangan serangga yang hebat adalah memotong kembali batang pohon, tanpa meninggalkan bagian yang dimana daun tumbuh. Jangan khawatir, pertumbuhan berikutnya akan sangat cepat, terutama bila mendapat pasokan air yang cukup. Mengenai ulat Lepidoptera, sangat penting untuk mendeteksi serangannya sejak dari awal, agar dapat bertindak sebelum terlambat. Penyemprotan harus ditujukan pada pusat tanaman dan terutama pada tunas dimana ulat muda biasanya terdapat.
Penggunaan insektisida dan petisida, sebaiknya menggunakan bahan organik, seperti ekstrak daun mimba yang dapat digunakan untuk melawan serangga, jika disemprotkan pada waktunya. Atau insektisidan dan pestisida organik lainnya yang tersedia di pasaran.
Serangan rayap juga menyebabkan kerusakan pada perkebunan kelor.
Beberapa solusi organik yang ada untuk pengendalian rayap:
- Menebarkan pasta biji mimba ke tanah.
- Memberikan ekstrak daun jarak pagar, kulit mahoni, daun tephrosia atau persia lilac pada sekitar pangkal batang.
- Menumpukan abu di dasar tanaman.
- Membuat perangkap rayap menggunakan mangkuk diisi dengan jerami basah, tanah dan limbah sayuran lainnya. Mangkuk diisi pada pagi hari, simpan pada bagan tanah yang rendah dengan mengubur dasar mangkuk dan ditutup dengan dedaunan kering untuk mempertahankan kesejukan. Perangkap ini harus diperiksa setiap 24 sampai 48 jam.
Jika sangat terpaksa harus menggunakan insektisida sintetis, maka pilih yang paling beracun seperti piretroid (Decis, Karate, Klartan). Mereka tetap aktif selama 20 hari atau lebih, bahkan dalam kondisi panas atau berangin. Piretroid membunuh telur Lepidoptera. Namun resikonya, waktu panen harus ditunda setidaknya sekitar 7 hari dan 14 hari jika daunnya untuk dimakan mentah. Hindari menggunakan insektisida sintetis lebih dari 2 atau 3 kali dalam satu musim, karena menimbulkan resistensi terhadap pestisida dan serangan kutu.
Penyakit, Serangan Jamur
Penyakit yang paling banyak menyerang tanaman kelor adalah serangan jamur, terutama jamur Cercospora spp dan Septoria lycopersici. Bintik-bintik cokelat dapat muncul pada daun dan kemudian menyebar menutupi permukaan daun sepenuhnya, menyebabkan daun menguning dan mati.
Alternaria juga sering dengan ciri munculnya warna coklat gelap dengan bintik-bintik lingkaran konsentris pada sudut daun. Tanda hitam atau coklat juga muncul pada cabang-cabang. Jamur ini dikenal sebagai Alternaria solani. Timbulnya penyakit ini sulit untuk dideteksi dan seringkali terlambat untuk diatasi, sehingga defoliasi tidak bisa dihindari. Hal yang penting adalah mengingat periode pada saat gejala muncul, agar dapat bertindak lebih awal pada musim berikutnya. Gunakan fungisida nabati untuk mengatasinya.
Dalam pertanian organik, sisa gulma sering disimpan disekitar pohon dapat menjadi sarang tumbuhnya jamur. Daun dan tunas muda harus diperiksa secara teratur untuk mengurangi serangan jamur. Sebuah deteksi dini atas serangan jamur, dapat menyelamatkan banyak tanaman muda dari kehancuran. Ekstrak daun nimba atau ekstrak biji dapat disemprotkan pada tanaman untuk mengendalikan serangan hama dan jamur. Meskipun perawatan ini tidak seefektif menggunakan produk kimia, namun menjadi pilihan terbaik mengingat bagian-bagian tanaman kelor dikonsumsi oleh manusia. Ekstrak nimba harus digunakan sedini mungkin dan disemprot berulang kali. Ekstrak Nimba tidak beracun bagi manusia. Penggunaan ekstrak biji, lebih efektif dibanding ekstrak daunnya.
Pemanenan : http://www.kelor.info/2015/04/pemanenan.html